MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BERBUDAYA #12
PENJELASAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
BERBUDAYA
Secara bahasa
manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur.
Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.
Berikut ini
adalah beberapa pengertian budaya berdasarkan para ahli:
- E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
- Koentjaraningrat: 1979 yang mengartikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Manusia
sebagai makhluk berbudaya yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran,
keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya karena dengan berbudaya maka
interaksi antar manusia akan terjalin secara nyaman.
Manusia
sebagai makhluk berbudaya ini berkaitan dengan ilmu sosial dasar karena dengan
berbudaya kita sebagai manusia bisa saling menghormati dengan adanya perbedaan.
Berbudaya itu identik dengan adat setiap manusia di setiap wilayah yang
berbeda, agama yang berbeda, ras, bahasa yang berbeda tiap daerah, dan yang
paling khas adalah adanya kerajinan kesenian yang berada di tiap daerah
khususnya negara tercinta ini Negara Indonesia. Kita tahu lah keberadaan
geografis yang berbeda akan menjadikan antar masyarakat berbeda daerah ini
kesulitan berbaur, tetapi dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
menjadikan perbedaan bukanlah suatu halangan berkomunikasi.
Kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Manusia
sebagai makhluk berbudaya sudah pasti mempunyai kelebihan sebagai makhluk hidup
yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini, karena manusia mempunyai ide dan
gagasan yang dapat memajukan dunia dan tetap dengan menjadikan norma etika dan
moral agar ide dan gagasan tersebut bukanlah suatu yang merugikan melainkan
menguntungkan untuk sesama makhluk hidup, bagik manusia, hewan bahkan tumbuhan.
Karena itu sekarang kita mempunyai slogan yang namanya “go green” karena itulah
suatu ide dan gagasan yang bagus dan wajib kita lanjutkan dan lakukan di
kehidupan sehari – hari.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sejak
lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar
masyarakat. Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam
masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan. Di India oleh Mr.
Singh didapatkan dua orang anak yang berumur 8 tahun dan 1 ½ tahun. Pada waktu
masih bayi anak-anak tersebut diasuh oleh srigala dlam sebuah gua. Setelah
ditemukan kemudian naka yang kecil mati, tinggal yang besar. Selanjutnya,
walaupun ia sudah dilatih hidup bermasyarakat sifatnya masih seperti srigala,
kadang-kadang meraung-raung di tengah malam, suka makan daging mentah, dan
sebagainya. Juga di Amerika dalam tahun 1938, seorang anak berumur 5 tahun
kedapatan di atas loteng. karena terasing dari lingkungan dia meskipun umur 5
tahun belum juga dapat berjalan dan bercakap-cakap.jadi jelas bahwa manusia
meskipun mempunyai bakat dan kemampuan, namun bakat tersebut tidak dapat berkembang,
jika tidak ada lingkungan. Itulah sebabnya manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial. Di samping adanya hasrat-hasrat atau golongan instingtif pada manusia
masih terdapat factor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat. Faktor-faktor itu adalah:
- Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya.
- Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah. Karena itu ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama, yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain.
- Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia telah biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari lingkungannya.
- Adanya kesamaan keturunan, kesamaan territorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan, dan lain-lain. Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia terhadap lingkungannya sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia mensikapi dan mengelola lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Manusia dapat dikatakan sebagai
makhluk sosial, karena ada faktor-faktor , yaitu:
- Manusia yang taat kepada aturan dan norma.
- Keinginan manusia untuk dinilai perilaku dan lainnya.
- Kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi.
- Keinginan manusia untuk berkembang bersama teman dan dilingkungan sekitarnya.
Interaksi Sosial Kata
interaksi berasal dari kata inter dan action.
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu,
kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan tindakan. Kita
semua tahu dan pasti mengalami akan kebutuhan untuk berkomunikasi bersama
teman, gebetan bahkan pacar. Karena di dalam suatu kehidupan itu, komunikasi
sangatlah penting, karena tanpa adanya komunikasi maka tidak akan timbul yang
namanya rasa sayang, kita harus inget dengan pepatah yang menyebutkan “tak
kenal maka tak sayang”, jika kita tidak melakukan komunikasi maka kita tidak
akan kenal jadi gimana mau sayang. #eeeaaa
Dengan
mengatakan “hai” itu sudah termasuk salah satu interaksi sosial, karena dengan
adanya ucapan tersebut maka kita sudah melakukan interaksi yang terhubung antar
2 orang manusia, ya kalo Cuma sendiri ngomong “hai” itu mungkin dia sedang
bercermin. Tetapi interaksi saat ini bukan hanya ketika kita bertemu langsung
saja dan berpaspasan kepada orangnya, sudah ada media sosial yang sanggup
membuat kita berinteraksi kepada “someone” tetapi ingat ketika kita menyapa
lewat medsos tetapi hanya di R tanpa
respon apapun berarti itu bukanlah suatu interaksi melainkan ketidak tertarikan
dia kepada anda (pengalaman) karena interaksi itu adalah komunikasi yang
mempunyai timbal baliknya.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation)
persaingan
(competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap
sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi
sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi
itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta
memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Gilin and
Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada
dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial,
yaitu:
a.
Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk
khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang
meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain.
Adapun interaksi yang pokok proses-proses
adalah:
i.
Bentuk Interaksi Asosiatif, Kerja sama
(cooperation) Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap
kelompoknya dan kelompok lainnya.
ii.
Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada
tiga bentuk kerja sama, yaitu: pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
iii.
Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai
salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang mempynyai tujuan yang sama.
iv.
Akomodasi (accomodation) Adapun bentuk-bentuk
akomodasi, di antaranya: Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksanakan karena adanya paksaan.
v.
Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana
pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
vi.
Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise
apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.
vii.
Meditation, hampir menyerupai arbiration
diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan yang ada.
viii.
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan
keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.
ix.
Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana
pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik
tertentu dalam melakukan pertentangan.
x.
Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di
pengadilan.
2) Bentuk Interaksi Disosiatif
·
Persaingan (competition) Persaingan adalah
bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk
mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.
·
Kontraversi (contaversion) Kontraversi bentuk
interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai
oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang
disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi
gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
·
Pertentangan (conflict) Pertentangan adalah
suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk
mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau
kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan
pribadi, pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentanfan
politik.
bentuk-bentuk
proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan
sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan;
a.
Pola-pola Sosialisasi Pada dasarrnya kita
mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada penggunaan
hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yabg merupakan pola yang
didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat
sosialisasi.
b.
Masyarakat dan Komunitas Masyarakat itu
merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn antar hubungan,
sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta
telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama,
sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan,
sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan
diri, dan memiliki kebudayaan.
Suatu interaksi sosial yang sudah terstruktur sejak lama
dalam kehidupan sekitar:
1.
Masyarakat Setempat (community) Masyarakat
setempat menunjukan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disatu
wilayah dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya
adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan
interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
2.
Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota Menurut
Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda,
khususnya terhadap perhatian keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah
perhatian khusus terhadap keperluan primer, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Kebutuhan
primer adalah kebutuhan yang harus/wajib terpenuhi, artinya apabila kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya.
Contoh: sandang (pakaian), pangan (konsumsi), papan (tempat tinggal),pendidikan
dan pekerjaan(sifatnya opsional).
Lain dengan pandangan orang kota,
mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok,
pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan. Contoh salah satunya adalah
kebutuhan Kebutuhan sekunder yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer
terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan
baik. Contoh: pariwisata, rekreasi, hiburan. Ada juga kebutuhan Kebutuhan
tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder
terpenuhi. Contoh: mobil, motor, komputer, handphone, tablet, dll.
3.
Masyarakat Multikultural Perlu diketahui, ada
tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat
yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas,
keragaman, dan multikultural. Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal
yang lebih dari satu (banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang
lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat
dipersamakan. Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya merupakan
konsep yang relatif baru. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima
kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan
budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya
menggambarkan kemajemukan, multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan
segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.
Pengaruh Multikultural Terhadap
Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara dan Kehidupan Global Problematika
yang muncul dari keragaman yaitu munculnya berbagai kasus disintegrasi bangsa
dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya lima faktor utama yang
secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu: kegagalan
kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, krisis politik,
krisis sosial, dan intervensi asing. Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu
membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi
dinamika kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus
bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, meenjunjung
tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa,
alat pengikta persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka
ragam.
Komentar
Posting Komentar