BERBAGAI MASALAH KEPENDUDUKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT & KEBUDAYAAN #14
- MASALAH INDIVIDU, KELUARGA & MASYARAKAT
Nah sekarang
kita akan membahas mengenai masalah individu, keluarga dan masyarakat. Dalam
sesi ini akan saya bagi menjadi bagian yang terpisah antara masalah ketiganya,
kita mulai dalam pembahasannya.
- Masalah individu
- Masalah keluarga
Keluarga
adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah
yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga. Tetapi di dalam suatu keluarga
tidak akan mungkin selalu akur tanpa perselisihan, akan ada saatnya dimana
dalam suatu lingkungan keluarga akan terdapat selisih atau masalah dari yang
kecil sampai yang besar. Hal ini bisa selalu terjadi karena dalam suatu
keluarga itu adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama (lihat lagi
pengertian yang saya berikan diatas). Saya yakin diantara para bloger ataupun
pembaca blog saya ini pasti pernah merasakan yang namanya perselisihan di dalam
keluarga, karena sayapun pernah mengalaminya. Salah satu yang saya alami adalah
perbedaan pendapat antara saya (seorang anak) dengan orangtua saya (papah) :V .
Saya ulas
sedikit perselisihan yang saya alami, mungkin karena tidak terlalu sensitif masalah
keluarga jadi tidak bermasalah untuk saya ungkap haha. Perdebatan mengenai
knalpot motor yang saya beli dengan jeripayah saya kerja total selama 4 tahun
setelah lulus SMA (gak ada duit buat langsung kuliah). Dalam hal ini papah saya
menginginkan motor ini langsung diberikan knalpot racing agar makin keren, saya
memang menyukai knalpot racing tetapi saya bilang “jangan sekarang pah, sam
masih survey tempat knalpot sama harga knalpot custom yang cocok dan tempatnya
terjamin” saat itu sih papah saya jawab “yaudah kalau begitu” tetapi entah
kenapa dia seperti “ngebet” banget ingin cepat terlaksana alhasil membeli
knalpot slip on “abal” yang sangat di sayangkan adalah pipanya knalpot
originalnya di potong (maygat seharga 2 juta meeennn pas nanya). Saya mengetahui
hal itu ketika pulang kuliah, kebetulan tidak menggunakan motor baru, karena
masih gagal move on dari shogun kesayangan. Disanalah terjadi konflik, otomatis
secara spontanitas saya protes dengan blablabla semua unek-unek mengenai hal
yang dilakukan oleh papah saya. Yang akhirnya segera saya ganti meskipun dengan
mengeluarkan budget mahal juga aarrgghhh. Segitu aja kilasan tentang masalah
keluarga yang saya ulas di tulisan kali ini.
- Masalah masyarakat
Masyarakat
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Masalah masyarakat ini adalah sekumpulan Golongan
masyarakat yang suka meresahkan kita adalah adanya antar kelompok masyarakat
yang kasar dan cenderung anarkis. Salah satu contoh adalah tawuran, you know
lah tawuran itu kan tidak lepas dari pengaruh sikap yang ingin merasa paling
hebat walaupun nyatanya hal itu bukanlah tolak ukur sebagai orang yang hebat.
2.
MASALAH PEMUDA & SOSIALISASI
Pemuda adalah
masyarakat yang umurnya masih muda dan dapat terus berkembang. Pemuda adalah
penerus bangsa yang sangat inspiratif dalam segala hal, maka dari itu dulu
ketika masih jaman orde lama presiden pertama Indonesia Soekarno pernah
mengeluarkan kata – kata bijak dan luar biasa “beri aku 10 pemuda, maka akan
kuguncang dunia”. Dari kita lihat kata- kata tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemuda adalah sebuah generasi yang sangat berharga untuk kelangsungan dan
kemampuan Negara ini semakin hebat. Tetapi setelah tiba era modern seperti ini,
para pemuda yang seharusnya menjadi penerus bangsa justru sangat memilukan
kisahnya karena justru bukannya membantu negara malah meresahkan. Dari
banyaknya pemakaian narkoba, mabok miras (bukan mabok janda loh), judi (teett),
bahkan hingga masuk ke kehidupan seks bebas. Ini menjelaskan bahwa saat ini
para pemuda kita buruk sekali dalam perkembangannya. Masalah ini karena faktor
sosialisasi atau penanaman dalam pola pikir pemuda kita juga buruk, karena
faktor ini dapat dipengaruhi oleh :
·
Pergaulan
bebas
·
Rasa
ingin tahu yang berlebihan
·
Faktor
orangtua yang kurang perhatian
·
Karena
orangtua bercerai
·
Pengaruh
teman sepermainan (kaya lagu ratu)
Itu sebagian faktor yang
mempengaruhi ahlak buruk seorang pemuda, karena darah muda adalah para remaja
yang selalu merasa bangga dan tak pernah mau mengalah (lah nyambung ke lagu
bang roma) wkwkkw.
3. MASALAH HUBUNGAN ANTARA WARGA & NEGARA
Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah tertentu dalam
hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warga Negara dan Negara, warga
negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya, warga
negara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh Negara.
Dalam hubungan internasional di setiap wilayah Negara selalu ada
warga Negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga
Negara adalah penduduk suatu negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu
warga negara, karena kemungkinan seorang asing yang tinggal di Indonesia atau
Negara lain yang bukan Negara asalnya.
Secara etimologis, “Negara” berasal dari bahasa asing Staat
(Belanda, Jerman), atau State (Inggris). Kata Staat atau State pun berasal dari
bahasa Latin, yaitu status atau statum yang berarti “menempatkan dalam keadaan
berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan”. Kata status juga diartikan sebagai
tegak dan tetap. Dan Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato yang
mengartikan Negara sebagai kekuasaan.
Setelah
kita mengetahui arti ataupun penjelasan singkat dari warga negara dan negara
(hasil dari pelajaran kewarganegaraan nih) kita mencari contoh – contoh masalah
yang berada didalamnya dan mengenai masalah saya teringat akan OPM. OPM adalah
Organisasi Papua Merdeka. Organisasi ini adalah kumpulan masyarakat papua yang
menginginkan wilayah Papua menjadi negara sendiri yang otomatis terpisah oleh
NKRI, karena bagi masyarakat wilayah paling timur Indonesia itu pemerintahan
yang ada selalu menganak tirikan mereka secara finansial ataupun masalah
perhatian. Saya pernah dapat tugas bekerja disana selama 1 bulan (kerjaan
kacung maklumlah) , karena saya juga tertarik akan info itu saya lalu
menanyakan OPM kepada warga sana dan untungnya orang pertama yang saya tanya
bukanlah orang OPM, kalau saja orang OPM bisa di gorok kali ya zzzzzz. Ketika
itu dia menceritakan jika sebenarnya masyarakat OPM itu adalah sekumpulan warga
yang tinggal di pedalaman yang memang akses transportasi sangat susah jadi
mereka membentuk gerakan seperti itu karena lebih perekonomian. Ketika itu
kebeutlan saya berada disana hingga awal Desember, dan saat itulah para warga
sekitar memberikan saya info jika lebih baik ketika awal – awal desember jangan
sering keluar rumah karena masyarakat OPM sedang beraksi dan benar saja ketika malam
itu saya mendengar tembakan di kantor polisi (mess saya belakang kantor polisi)
saat itu dipikiran saya adalah nahan lapar karena tidak berani beli makan
keluar. Kalau tidak salah itu sempat
masuk berita, karena saya taunya ketika pulang dan sampai di bogor (diceritakan
oleh orangtua). Mungkin ini masalah sangat sensitif, sekiranya ketika
pengalaman saya ada yang salah mohon di koreksi melalui coment dibawah agar
saya revisi ulang kembali. Oh iya, waktu itu teman saya di papua sempat bilang
jika yang tergabung dalam OPM ada di dalam pemerintahan, tapi saya tidak tahu
akan kebenaran hal itu karena sayapun takut menanyakannya langsung.
4. MASALAH
PELAPISAN SOSIAL & KESAMAAN
DERAJAT
a.
Pelapisan Sosial
Masyarakat
terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai
latar belakang tentu akan membentuk SUATU masyarakat heterogen yang terdiri
dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial
ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat
yang berstrata.
Masyarakat
merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan
boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini, maka dengan sendirinya
masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang
sama. Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu
tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat. Betapa individu dan masyarakat
adalah komplementer dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa :
· manusia
dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
· individu
mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya)
perubahan besar masyarakatnya.
Setelah itu kita mengerti bahwa manusia sebagai makhluk
sosial yang selalu mengalami perubahan sosial, marilah kita pelajari apa yang
dimaksud dengan Stratifikasi Sosial atau Pelapisan Masyarakat. Istilah
Stratifikasi atau Stratification berasal dari kata STRATA
atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Karena itu Social Stratification sering
diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai
kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada
dalam suatu lapisan atau stratum.
Pitirim
A. Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut :
"Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)."
Dalam
masalah pelapisan sosial ini terdapat beberapa contoh salah satunya adalah Pada
masyarakat kota aspek kehidupan pekerjaan, ekonomi, atau social politik lebih
banyak system pelapisannya dibandingkan dengan di desa. Misal dalam pekerjaan
itu adalah lapisan atau dari kalangan direktur kemudian turun menjadi
sekretaris lalu HRD dll (kurang begitu paham struktur hehe). Nah itu adalah
suatu batasan dari antar kalangan yang menjadi pemisah antara yang jabatan
lebih tinggi dengan yang lebih rendah,
hal itu berpengaruh juga terhadap perekonomian karena makin tinggi
jabatan maka makin besar gajinya. Kadang hal ini menjadikan para jabatan yang
memiliki posisi tinggi di suatu perusahaan menjadi suka berfoya – foya padahal
kita tahu masih banyak masyarakat disana yang sedang susah mencari kerja untuk
nafkah dan bahkan ada yang belum makan.
Dalam suatu lapisan masyarakat seperti ini
sering juga kita jumpai jika kalangan “high class” akan berada dilingkungan
yang sama mewahnya dan bagi kalangan biasa saja ya pasti berada di lingkungan
yang umum.
b. KESAMAAN
DERAJAT
Sifat
perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal
balik, artinya orang seorang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak
dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara.
Beberapa hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam Undang-undang (konstitusi)
sebagai hak dan kewajiban asasi. Untuk dapat melaksanakana hak dan kewajiban
ini dengan bebas dari rasa takut perlu adanya jaminan, dan yang mampu memberi jaminan
ini adalah pemerintah yang kuat dan berwibawa. Di dalam susunan negara modern
hak- hak dan kebebasan-kebebasan asasi manusia itu dilindungi oleh Undang-
undang dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku sama pada
setiap orang tanpa kecualinya dalam arti semua orang mempunyai kesamaan derajat
dan ini dijamin oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan
hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak
dikenal dengan Hak Asasi Manusia.
Salah
satu contoh dari masalah kesamaan derajat itu adalah persamaan Gender yang
dimiliki antara kaum lelaki dan kaum perempuan. Kenapa dengan hal tersebut? Itu
dikarenakan adanya suatu credit jika suatu hal yang pria
lakukan maka wanita tidak boleh ataupun dilarang karena memang dari dulu aturan
sudah berlaku. Seperti dahulu kala wanita itu kerjaannya hanya di dapur untuk
memasak dan pokonya serba urusan rumah sedangkan kaum pria wajib mencari
nafkah. Coba kita buka pandangan di jaman sekarang, wanitapun sudah banyak yang
bekerja dan mengurus kerjaan rumah sedangkan lelaki masih tetap melakukan
mencari nafkah karena ada petuah bilang “uang istri punyanya istri dan uang
suami itu uang istri juga” makanya kita sebagai kaum pria wajib cari duit terus
dan jangan melupakan ibadah dan keluarga tentunya.
5. MASALAH MASYARAKAT PERKOTAAN & PEDESAAN
A. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa
ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
- Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-tempat peribadatan, seperti : di masjid, gereja. Sedangkan di luar itu, kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan, cara kehidupan demikian mempunyai kecenderungan ke arah keduniawian, bila dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat desa yang cenderung ke arah keagamaan.
- Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain. Yang terpenting di sini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan, paham politik, perbedaan agama, dan sebagainya.
- Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. Misalnya seorang pegawai negeri lebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya daripada tukang-tukang becak, tukang kelontong atau pedagang kaki lima lainnya. Seorang sarjana ekonomi akan lebih banyak bergaul dengan rekannya dengan latar belakang pendidikan dalam ilmu ekonomi daripada dengan sarjana-sarjana ilmu politik, sejarah, atau yang lainnya. Begitu pula dalam lingkungan mahasiswa mereka lebih senang bergaul dengan sesamanya daripada dengan mahasiswa yang tingkatannya lebih tinggi atau rendah.
- Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa. Pekerjaan para warga desa lebih bersifat seragam, terutama dalam bidang bertani. Oleh karena itu pada masyarakat desa tidak banyak dijumpai pembagian kerja berdasarkan keahlian. Lain halnya di kota, pembagian kerja sudah meluas, sudah ada macam-macam kegiatan industri, sehingga tidak hanya terbatas pada satu sektor pekerjaan. Singkatnya, di kota banyak jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oeh warga-warga kota, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampai pada yang bersifat teknologi.
- Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
- Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang tyeliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
- Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda. Oleh karena itu golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya, lebih sering mengikuti pola-pola baru dalam kehidupannya.
Yang dimaksud dengan desa menurut
Sutardjo Kartohadikusuma mengemukakan sebagai berikut, Desa adalah suatu
kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut
Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi,
politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan
pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H.
Landis : Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri-cirinya sebagai
berikut :
a) Mempunyai pergaulan hidup yang
saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama
tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c) Cara berusaha (ekonomi) adalah
agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan
alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan.
Masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat di mana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama- sama sebagai anggota masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagian bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri-ciri
masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut :
a) Di dalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar
batas-batas wilayahnya;
b) Sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).
c) Sebagian besar warga masyarakat
pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian
merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu
luang.
d) Masyarakat tersebut homogen,
seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
Oleh karena anggota masyarakat
mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maka mereka selalu bekerja sama
untuk mencapai kepentingan- kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan
rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air
dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.
Bentuk-bentuk
kerjasama dalam masyarakat sering diistilahkan dengan gotong royong dan
tolong-menolong. Pekerjaan gotong-royong pada waktu sekarang lebih populer
dengan istilah kerja bakti misalnya memperbaiki jalan, saluran air, menjaga
keamanan desa (ronda malam) dan sebagainya.
Sedang
mengenai macamnya pekerjaan gotong-royong (kerja bakti) itu ada dua macam,
yaitu :
a) Kerja bersama untuk pekerjaan-pekerjaan
yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya
diistilahkan dari bawah).
b) Kerjasama untuk
pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri
berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
Kerjasama
jenis pertama biasanya, sungguh-sungguh dirasakan kegunaannya bagi mereka,
sedang jenis kedua biasanya sering kurang dipahami kegunaannya.
B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Seperti
dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari
80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat
pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh
orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang
adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan
lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.
Maka tidak
jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut
pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh
ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah
terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan
dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban masyarakat itulah
yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang
harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.
Tetapi sebenarnya di dalam
masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini
merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan-ketegangan sosial.
Dalam hal ini kita jumpai
gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
a) Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan
orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis
itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat
pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka
yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan
hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga
kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak
dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang
terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagalnya.
b) Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli
hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
c) Kompetisi (Persiapan)
Sesuai
dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia- manusia yang mempunyai
sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan
manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif
dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha
untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang
negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau
berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal
ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
d) Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai
penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang
diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya
adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong
untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat
dari para ahli.
Karena pada umumnya masyarakat
sudah bekerja keras. Tetapi para ahli lebih untuk memberikan
perangsang-perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan dan hal
ini dipandang sangat perlu. Dan dijaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif
dan efisien serta kontinyu (diusahakan untuk menghindari masa-masa kosong
bekerja karena berhubungan dengan keadaan musim/iklim di Indonesia).
Menurut Mubiyarto petani Indonesia
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a) Petani itu tidak kolot, tidak
bodoh atau tidak malas. Mereka sudah bekerja keras sebisa-bisanya agar tidak
mati kelaparan.
b) Sifat hidup penduduk desa atau
para petani kecil (petani gurem) dengan rata-rata luas sawah ± 0,5 ha yang
serba kekurangan adalah nrimo (menyerah kepada takdir) karena merasa tidak
berdaya.
Melanjutkan
pandangan orang kota terhadap desa itu bukan tempat bekerja melainkan untuk
ketentraman adalah tidak tepat karena justru bekerja keras merupakan kebiasaan
petani agar dapat hidup. Menurut BF. Hosolitz bahwa untuk membangun suatu
masyarakat yang ekonominya terbelakang itu harus dapat menyediakan suatu sistem
perangsang yang dapat menarik suatu aktivitas warga masyarakat itu dan harus
sedemikian rupa sehingga dapat memperbesar kegiatan orang bekerja, memperbesar
keinginan orang untuk menghemat, menabung, keberanian mengambil resiko, dalam
hal mengubah secara revolusioner cara-cara yang lama yang kurang produktif.
6. MASALAH
PERTENTANGAN SOSIAL
PERBEDAAN KEPENTINGAN
Kepentingan
Merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku untuk
memenuhi kepentingannya. Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku
individu merupakan cara atau alat dalam memeuhi kebutuhannya, maka
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya
merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena
Individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam
aspek-aspek pribadinya, Maka timbul perbedaan kepentingan. Perbedaan itu antara
lain :
- Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
- Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
- Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
- Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
- Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
- Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya
- Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
- Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan seperti ini
kemampuan suatu ideology mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan
kondisi disintegrasi atau konflik.
Perbedaan kepentingan ini tidak
secara langsung menyebabkan konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu :
- Fase disorganisasi karena kesalah pahaman yang menyebabkan sulitnya satu kelompok menyesuaikan diri dengan norma ideology
- Fase disintegrasi yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti protes, aksi masa, dll. Walter W.Martin mengemukakan tahapan disintegrasi :
- Ketidak sepahaman anggota kelompok tentang tujuan social yang akan dicapai
- Norma social yang tidak membantu masyarakat dalam mencapai tujuan
- Norma yang telah dihayati oleh kelompok bertentangan satu sama lain
- Sanksi sudah menjadi lemah
- Tindakan masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok
- Prasangka, Diskriminasi, Dan Etnosentrisme
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL
/ KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Terdapat 3 elemen- elemen dasar
yang merupakan cirri khas dari konflik :
- Terdapat dua atau lebih unit – unit atau bagian
- Unit – unit tersebut mempunyai perbedaan- perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan – gagasan.
- Terdapat interaksi diantara bagian – bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik adalah suatu tingkah laku
yang dibedakan dengan emosi – emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan
kebencian atau permusuhan, konfli dapat terjadi di lingkungan :
- Pada taraf diri seseorang
- Pada taraf kelompok
- Pada taraf masyarakat
Adapun cara pemecahan konflik
tersebut adalah :
- Elimination, yaitu pengunduran diri dari salah satu pihak
- Subjugation atau domination, yaitu memaksa pihak lain untuk mengalah dan menaatinya.
- Majority rule, artinya dengan suara terbanyak
- Minority contsent, artinya kelompok mayoritas menang, tetapi kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk bersama.
- Compromise, semua sub kelompok mengambil jalan tengah.
- Integrasi, artinya pendapat – pendapat yang bertentangan didiskusikan sampai mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
Komentar
Posting Komentar